Tafsir Ali Imran Ayat 38 - Doa Nabi Zakariya
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi
Tafsir Ali Imran Ayat 38 – Doa Nabi Zakariya adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Ayat-Ayat Ahkam. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Kamis, 26 Jumadil Awal 1443 H / 30 Desember 2021 M.
Tafsir Ali Imran Ayat 38 – Doa Nabi Zakariya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Disanalah Nabi Zakariya berdoa kepada Rabbnya, ia berkata: ‘Wahai Rabbku, berikanlah kepadaku dari sisi Engkau keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.`” (QS. Ali-Imran[3]: 38)
Di sini Allah mengabarkan kepada kita tentang doanya Nabi Zakariya ketika melihat Maryam ada makanan di depannya padahal Maryam ada di mihrab. Itu adalah karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah langsung memberi kepada Maryam. Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu melakukan segala sesuatu.
Faidah Surah Ali Imran Ayat 38
Seluruh makhluk butuh kepada Allah
Seluruh makhluk butuh kepada Allah, bahkan sampai para Nabi pun butuh kepada Allah. Nabi Zakariya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Penetapan adanya Qiyas
Nabi Zakariya mandang bahwa Allah memberikan rezeki kepada Maryam tanpa sebab yang maklum. Nabi Zakariya tahu bahwa Allah-lah yang yang memberikan rezeki kepada Maryam, seorang wanita yang tidak bekerja dan ada di mihrab. Allah sanggup untuk memberikan rezeki kepada Maryam, maka Ia pun mampu dan sanggup memberikan rezeki kepada Zakariya. Maka ini berpindah dari sesuatu kepada yang mirip dengan hal tersebut. Inilah yang namanya mengqiyaskan sesuatu kepada sesuatu.
Nabi Zakariya berdalil dengan apa yang beliau lihat sebagai ibrah. Beliau meminta kepada Allah sebuah perkara (walaupun perkara itu dianggap hampir mustahil). Karena Nabi Zakariya sudah tua, dan beliau meminta anak kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini perkara yang sangat jauh untuk terjadi. Ini pelajaran untuk kita semua bahwa kita tidak boleh putus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tawassul dengan “Ar-Rabb”
Shighah (bentuk kata) yang dijadikan sebagai wasilah dalam berdoa adalah nama “Ar-Rabb”, Nabi Zakariya tidak mengatakan “Allah”. Oleh karena itu kalian bisa dapati kebanyakaan doa itu didahului dengan nama Ar-Rabb. Karena pengabulan doa itu adalah merupakan tuntutan dari tauhid rububiyah. Karena ini merupakan perbuatan Allah. Dan setiap perbuatan Allah masuk pada tuntutan tauhid rububiyah. Oleh karena itu seorang yang berdoa bertawassul dengan menyebut nama Ar-Rabb.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda tentang orang yang berdoa dalam perjalanan yang panjang di hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ
“Ada orang yang menengadahkan kedua tangannya ke langit dan ia mengucapkan ‘Wahai Rabbku, Wahai Rabbku.`” (HR. Muslim)
Umur Nabi Zakariya
Nabi Zakariya ‘Alaihish Shalatu was Salam berumur sudah sangat tua dan belum dikaruniai anak. Ini diambil dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala surah Ali-Imran ayat yang ke-40. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَدْ بَلَغَنِيَ الْكِبَرُ
“…dan aku sudah tua…” (QS. Ali-Imran[3]: 40)
Kemudian selain itu istrinya juga mandul. Ini menunjukkan tentang Maha Mampunya Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk melakukan segala sesuatu. Kalau Allah sudah menghendaki sesuatu maka Allah hanya mengucapkan “Kun (jadilah)” maka akan terwujud.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari Download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian Tafsir Ali Imran Ayat 38 – Doa Nabi Zakariya
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51265-tafsir-ali-imran-ayat-38-doa-nabi-zakariya/